Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur telah menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema “Economic Outlook 2017: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Daerah” pada hari Rabu, 21 Desember 2016 Jam 08.30 – 12.30 di Ruang Seminar Pascasarjana UPN “Veteran” Jawa Timur, Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya.
Acara seminar ini diawali oleh sambutan Ketua ISEI Cabang Surabaya, Dr. Eko Purwanto, SE, M.Si dan sambutan Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP yang sekaligus membuka acara seminar. Selesai sambutan pembukaan, dilanjutkan Seminar Nasional dengan Tema “Economic Outlook 2017: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Daerah” yang menampilkan lima orang pembicara yaitu: (1) Destry Damayanti, M.Sc (Anggota Dewan Komisioner LPS), (2) Sulam Anjar Rohim (Pemimpin Divisi Perencanaan Bank Jatim), (3) Taufik Saleh (Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur), (4) Drajad Irawan (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur), dan (5) Dr. Abdul Mongid, SE, MA (Dosen STIE Perbanas Surabaya). Sedangkan yang bertindak sebagai moderator adalah Bambang Budiarto, SE, M.Si. (Sekretaris Umum ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur).
Kegiatan seminar ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dunia bisnis dan organisasi lainnya dalam menyusun rencana dan strategi pada tahun 2017. Ketepatan dalam menyusun rencana dan strategi bisnis dalam tahun 2017 sangat ditentukan oleh pengetahuan tentang prediksi ekonomi tahun 2017. Oleh karena itu diperlukan sebuah seminar yang mengulas tentang perkembangan ekonomi tahun 2016 dan prediksi ekonomi tahun 2017.
Kondisi ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian global. Selama tahun 2016, perekonomian global belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Pelemahan perekonomian global masih terus berlangsung. Beberapa indikasinya adalah masih rendahnya harga komoditas serta penurunan volume perdagangan dan investasi global. Ekonomi global diperkirakan tumbuh sekitar 3,0% di tahun 2016, lebih rendah daripada tahun 2015 sebesar 3,2%.
Sejumlah data makro ekonomi di negara maju menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi Amerika Serikat, Jepang, dan kawasan Eropa masih belum cukup kuat untuk dapat memberikan efek bagi perbaikan ekonomi global. Amerika Serikat yang diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi global, belum menunjukkan perkembangan ekonomi yang signifikan. Bahkan saat ini Amerika Serikat masih menghadapi ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi pasca pemilihan Presiden di bulan November yang lalu.
Pemulihan ekonomi Eropa juga masih terhambat dan diwarnai ketidakpastian pasca referendum Brexit yang membawa Inggris keluar dari zona Ekonomi Eropa. Sementara itu, ekonomi Jepang juga masih belum cukup kuat sebagaimana yang diharapkan.
Pada kelompok negara berkembang, ekonomi Tiongkok masih mengalami penurunan pertumbuhan dari 6,9% pada tahun 2015 diprediksikan turun menjadi 6,7% pada tahun 2016. Demikian juga, perekonomian India mulai menunjukan gejala pelemahan.
Ditengah dinamika ekonomi global tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 5,02% lebih tinggi daripada tahun 2015 yang hanya 4,79%. Inflasi terkendali pada level rendah berkisar antara 3,0 hingga 3,2%.
Tren permintaan domestik yang masih meningkat mampu mengkompensasi penurunan kinerja sektor ekseternal.
Perbaikan kinerja ekonomi juga terjadi pada perekonomian Jawa Timur. Pada tahun 2016, Perekonomian Jawa Timur diprediksikan tumbuh sebesar 5,61% lebih tinggi daripada tahun 2015 sebesar 5,44%. Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan, baik permintaan masyarakat maupun permintaan negara mitra dagang Jawa Timur, serta tingginya realisasi belanja pemerintah daerah.
Ada sejumlah tantangan jangka pendek dan tantangan structural domestik yang akan dihadapi baik oleh perekonomian nasional maupun daerah. Tantangan jangka pendek antara lain: (1) pengaruh stimulus fiscal yang belum secara merata mampu menarik peran swasta untuk berinvestasi, khususnya investasi non bangunan, (2) pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga kebijakan belum sepenuhnya ditransmisikan secara efektif dalam bentuk penurunan suku bunga kredit perbankan.
Sementara itu, tantangan structural domestic berkaitan erat dengan beberapa aspek di sector riil dan sector keuangan. Di sector riil, tantangan yang dihadapi khususnya terkait komposisi produk ekspor yang masih tergantung kepada sumber daya alam, kebutuhan dan ketersediaan pasokan energi serta penyesuaian harga energi yang dapat mendorong daya saing industri, struktur pasar dan tata niaga yang belum efisien, dan peran industri pengolahan dalam penciptaan output yang terus menurun.
Mencermati hal tersebut, ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur merasa perlu untuk menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Tema “Economic Outlook 2017: Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Daerah”. Seminar Economic Outlook merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur pada setiap akhir tahun.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 150 orang peserta, yang berasal dari berbagai kalangan, yaitu: institusi pemerintah (Dinas-dinas dan SKPD di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur); Pimpinan perusahaan BUMN dan swasta yang ada di Jawa Timur; Perbankan (Bank Jatim, Bank Indonesia, dan Bank Umum di seluruh Jawa Timur); Para pengusaha; Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Jawa Timur; Asosiasi-asosiasi profesi; dan Pengurus/anggota ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur. Acara seminar ini berakhir dengan makan siang bersama pada pukul 12.30.