ISEI SURABAYA KOORDINATOR JAWA TIMUR

ISEI SURABAYA

IKATAN SARJANA EKONOMI INDONESIA CABANG SURABAYA

SEMINAR PROSPEK INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA PASCA INVESTMENT GRADE STANDARD & POOR 2017

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Surabaya menyelenggarakan Seminar dengan tema “Prospek Investasi Pada Bursa Efek Indonesia Pasca Investment Grade Standard & Poor 2017”,  pada hari umat, 02 Juni 2017 Jam 14.00 – 17.00 WIB di Kantor Perwakilan BEI Surabaya, Jl. Basuki Rahmat No. 46 Surabaya. Seminar tersebut menampilkan dua orang pembicara, yaitu Edwin Sebayang  (Head of Research MNC Securities, Jakarta) dan Haryajid Ramelan (Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia, CSA Institute), dipandu oleh moderator: Sautma Ronni B., SE, ME (Ketua Bidang Organisasi ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur). Acara seminar ini diawali dengan sambutan pembukaan oleh Ketua ISEI Cabang Surabaya Koodinator Jawa Timur, Dr. Eko Purwanto, SE, M.Si.

Seminar ini dilatarbelakangi oleh adanya berita di media bahwa pada tanggal 19 Mei 2017, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) akhirnya menaikkan peringkat utang Indo¬nesia dari BB+ menjadi BBB- yang berarti sudah masuk investment grade dan berpros¬pek stabil. Kenaikan peringkat ini diberikan karena adanya perbaikan pada sejumlah indikator makro ekonomi dan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan yang diperkirakan semakin membaik.

Kenaikan peringkat ini merupakan berita yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat belakangan ini. Hal ini karena sebelumnya masyarakat mempertanyakan mengapa S&P masih menunda per¬ingkat investment grade untuk Indonesia. Padahal peringkat layak investasi tersebut telah diberikan Fitch Ratings pada bulan Desember 2011, Moody’s Investors Service pada bulan Januari 2012, Japan Credit Rating Agency pada bulan Juli 2010, dan Rating & Investment pada bulan Oktober 2012. 

Oleh karena itu, pemberian peringkat BBB-/stable outlook oleh S&P tersebut, dengan segera direspon secara positif oleh pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tanggal 19 Mei 2017, ditutup dengan kenaikan 146,43 poin (+2,59 persen) pada level 5.791,884 dengan nilai transaksi sebesar Rp 8,3 triliun.  Sentimen positif kenaikan peringkat tersebut telah mendorong kenaikan IHSG mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sejumlah kalangan menilai bahwa status BBB-/stable outlook ini berdampak sangat positif bagi perekonomian Indonesia. Para investor akan me¬mpercayakan dananya untuk diinvestasikan di Indonesia. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo pada tanggal 29 Mei 2017 di Kompleks BI, Jakarta Pusat mengatakan bahwa pasca Standard & Poor’s menaikkan status Indonesia pada level investment grade, aliran modal yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 108 triliun. Padahal pada Periode yang sama tahun lalu hanya mencapai Rp 62 triliun. Hal ini merupakan peningkatan yang cukup besar. 

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong memperkirakan adanya dana sebesar US$ 5-10 miliar akan masuk ke Indonesia dalam 1-2 tahun mendatang setelah Standard & Poor’s (S&P) menaikkan peringkat layak investasi Indonesia. Dana sebesar itu setara dengan Rp 70-130 triliun aliran modal yang masuk ke Indonesia akibat adanya upgrade dari S&P.

Kenaikan peringkat yang diberikan oleh S&P kepada Indonesia tersebut juga berdampak pada semakin berkembangannya pasar obligasi pemerintah dan penurunan biaya bunga utang, sehingga dapat meringankan beban anggaran pemerintah. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa Investor global seringkali hanya tertarik untuk membeli surat utang atau obligasi yang berada di peringkat zona “layak investasi”. Oleh karena itu, kenaikan peringkat ini membuka pintu yang lebih lebar bagi pembelian surat utang pemerintah Indonesia oleh para pemilik dana dan pemain global. Pada tanggal 19 Mei 2017, beberapa menit setelah kenaikan peringkat tersebut diumumkan, terjadi peningkatan pembelian surat utang pemerintah. Akibatnya, bunga utang pemerintah turun 0,15-0,20 persen ke tingkat 6,9 persen.

Status BBB-/stable outlook ini juga diharapkan akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejumlah sentimen positif tersebut diperkirakan akan dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% pada tahun 2017, dibandingkan tahun 2016 yang hanya tumbuh sebesar 5,02 persen.

Mencermati berbagai hal tersebut, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Surabaya menyelenggarakan Seminar “PROSPEK INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA PASCA INVESTMENT GRADE STANDARD & POOR”.

 

BERITA TERKINI