ISEI SURABAYA KOORDINATOR JAWA TIMUR

ISEI SURABAYA

IKATAN SARJANA EKONOMI INDONESIA CABANG SURABAYA

SIMPOSIUM RISET EKONOMI VI DENGAN TEMA ”PERUBAHAN PENGELOLAAN KELEMBAGAAN DUNIA USAHA DI ERA KEPEMIMPINAN NASIONAL BARU DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015”

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur bekerjasama dengan STIE Perbanas Surabaya telah menyelenggarakan Simposium Riset Ekonomi VI dengan tema Perubahan Pengelolaan Kelembagaan Dunia Usaha di Era Kepemimpinan Nasional Baru dan Masyarakat Ekonomi Asean 2015pada hari Kamis, 28 Agustus 2014 pukul 08.00-16.15 WIB di Kampus 2 STIE Perbanas Surabaya, Jl. Wonorejo Utara 16, Surabaya.

 

Acara dimulai dengan Welcome Dance oleh mahasiswa STIE Perbanas Surabaya dan dilanjutkan dengan sambutan pembukaan oleh Ketua STIE Perbanas Surabaya, Prof.Dr. Tatik Suryani, Psi., MM dan Sambutan Ketua ISEI Cabang Surabaya, yang diwakili oleh Ketua Harian ISEI Cabang Surabaya, Dr. Eko Purwanto, SE, M.Si. Usai sambutan pembukaan dilanjutkan dengan keynote speech oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa Timur, Dr.Ir. Priyo Darmawan, M.Sc.

Presentasi makalah dalam simposium riset ekonomi dimulai pukul 10.00 WIB, dibagi dalam tiga sesi dengan menggunakan tiga ruangan. Jumlah makalah yang dipresentasikan dalam Simposium Riset Ekonomi VI sebanyak 53. Para pemakalah berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di seluruh Indonesia.

Kegiatan simposium riset ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta bahwa kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kegiatan penelitian. Hal ini disebabkan kegiatan penelitian merupakan cikal bakal munculnya  inovasi, yang merupakan prasyarat bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, kegiatan penelitian perlu didorong agar mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga dapat meningkatkan publikasi ilmiah dari hasil penelitian.

Upaya untuk meningkatkan kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah tersebut makin mendesak untuk dilakukan, terkait dengan rendahnya publikasi karya ilmiah Indonesia.  Berdasarkan data publikasi internasional, Indonesia selama kurun waktu 2001-2010 hanya menghasilkan 7.843 publikasi ilmiah, jauh dibawah Singapura, Thailand, dan Malaysia yang telah menghasilkan lebih dari 30.000 publikasi ilmiah.

Rendahnya publikasi karya ilmiah Indonesia ini sangat berkaitan erat dengan rendahnya kegiatan riset dan pengembangan teknologi, disebabkan oleh rendahnya anggaran riset Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Anggaran riset Indonesia pada tahun 2012, hanya sekitar 0,9 % dari APBN atau sebesar 0,08 % dari produk domestik bruto (PDB). Jika dibandingkan dengan anggaran riset negara-negara lain di kawasan ASEAN, anggaran riset Indonesia sangat rendah. Berdasarkan data pada tahun 2006, anggaran riset Singapura sebesar 2,36 % dari PDB, Malaysia sebesar 0,63 % dari PDB, dan Thailand sebesar 0,25 % dari PDB. 

Menyadari hal tersebut, ISEI Cabang Surabaya telah berusaha untuk ikut berperan dalam peningkatan aktivitas penelitian. Beberapa penelitian dan kajian telah dilakukan oleh ISEI Cabang Surabaya, melalui kerjasama dengan institusi lain, seperti Bank Indonesia, BUMN, dan beberapa Pemda di Jawa Timur. Selain itu, kegiatan simposium riset ekonomi yang dilakukan secara rutin setiap dua tahun sekali oleh ISEI Cabang Surabaya diharapkan akan dapat mendorong aktivitas penelitian khususnya di bidang ekonomi. Hal ini karena simposium riset ekonomi merupakan wahana bagi para peneliti dan akademisi untuk mempresentasikan dan mendiskusikan hasil-hasil penelitian di bidang ekonomi, yang mencakup kajian ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi. Melalui simposium riset ekonomi ini diharapkan akan dapat dihasilkan output berupa rekomendasi kebijakan, yang dapat dijadikan acuan bagi pihak terkait untuk meningkatkan kinerja ekonomi dan bisnis di Indonesia.

Simposium Riset Ekonomi VI saat ini mengambil tema Perubahan Pengelolaan Kelembagaan Dunia Usaha di Era Kepemimpinan Nasional Baru dan Masyarakat Ekonomi Asean 2015”. Tema tersebut sangat relevan untuk saat ini karena dua hal, pertama, bangsa Indonesia baru saja melewati pemilu legislatif dan pemilu presiden, yang telah menghasilkan presiden terpilih, Jokowi. Pergantian kepemimpinan nasional sudah barang tentu membawa perubahan kebijakan termasuk di bidang ekonomi, yang harus diantisipasi oleh dunia usaha dengan melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian.

Kedua, ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera diberlakukan pada tahun 2015 telah menciptakan iklim persaingan yang semakin ketat diantara negara ASEAN baik dalam pasar barang, jasa, modal, maupun tenaga kerja. Kedua hal tersebut mengharuskan dunia usaha melakukan perubahan dalam pengelolaan kelembagaan di bawah kepemimpinan baru dalam rangka mengantisipasi pemberlakuan MEA 2015.        

 

BERITA TERKINI